Sipanta
News :
Bapak Salim,
ketika dijumpai Sipanta News pada hari Jum,at 18/03/201,Pada usaha budidaya tanaman kakao
dikenal beberapa penyakit yang mengganggu produktivitas tanaman.
Penyakit-penyakit tersebut antara lain penyakit busuk buah, penyakit kanker
batang, penyakit vascular streak dieback (VSD), serta penyakit jamur
akar. Dari beberapa penyakit itu, yang paling menimbulkan kerugian yang cukup
besar adalah penyakit busuk buah kakao. Penyakit ini pada intensitas serangan
yang tinggi dapat menyebabkan penurunan hasil hingga 85%. Jumlah yang sangat
besar tentunya. Oleh karena itu, pengenalan gejala serangan, penyebaran dan
penularan, serta teknik pengendalian yang tepat perlu dipahami agar kerugian
yang ditimbulkan oleh penyakit ini dapat ditekan.
Gejala serangan
Penyakit busuk buah kakao adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan Phytoptora
palmivora pada buah kakao. Infeksi dapat terjadi pada buah-buah yang masih
pentil muda hingga buah-buah yang sudah siap petik. Penyakit ini menyebabkan
kerugian yang sangat besar karena serangan langsung ditujukan pada buah yang
notabene menjadi sumber penghasilan petani dari bisnis budidaya tanaman kakao.
Gejala serangan awal berupa bercak
coklat pada permukaan buah, umumnya pada ujung atau pangkal buah yang lembab
dan basah. Selanjutnya bercak membesar hingga menutupi semua bagian kulit buah.
Saat kondisi cuaca lembab, pada permukaan bercaktersebut akan tampak miselium
dan spora jamur berwarna putih. Miselium dan spora inilah yang akan menjadi
alat reproduksi P. palmivora untuk melakukan penyebaran dan penularan penyakit
busuk buah ke buah-buah kakao yang masih sehat.
Penyebaran dan penularan
Penyakit busuk buah kakao hampir
menjangkiti semua areal penanaman kakao di Indonesia. Bahkan penyebarannya
diketahui telah merambah ke negara-negara penghasil kakao lainnya seperti
Ghana, Pantai Gading, Malaysia, dan Srilanka. Penyebaran penyakit busuk buah
kakao memang sangat cepat. Dengan bantuan angin spora cendawan P. palmivora
dapat terbang,hinggap, dan menginfeksi buah-buah sehat yang berada jauh dari
tanaman inangnya yang awal.
Selain dengan bantuan angin,
penyebaran dan penularan penyakit busuk buah kakao juga dapat terjadi karena
bantuan semut hitam, tupai, bekicot, dan hewan-hewan lain yang sering hidup di
sekitar batang dan cabang kakao. Penularan pun dapat terjadikarena adanya
sentuhan langsung antara buah yang sehat dan buah yang sakit.
Penyebaran dan penularan penyakit
busuk buah kakao akan terjadi lebih cepat bila kebun mendukung pertumbuhan
cendawan P.palmivora.Kebun-kebun yang kondisinya lembab karena jarang dipangkas
atau karena curah hujan sedang tinggi biasanya lebih sering terkena penyakit
ini.
Pengendalian
Untuk menekan tingkat serangan
penyakit ini, beberapa tindakan pengendalian harus dilakukan.Tindakan
pengendalian tersebut antara lain :
Menggunakan klon unggul yang tahan
penyakit busuk buah kakau sepeeti DRC 16, ICS 6,DR 1X Sca 6 atau DRC 16 X Sca
12.
Tidak menanam tanaman kakao maupun pohon
perlindungan denganjarak yang terlalu rapat agar sinar matahari tidak masuk
kedalam kebun.
Melakukan
pemangkasan cabng-cabang tanaman kakao dan pohon penaung secara rutin untuk menjaga
kelembaban kebun.
Melakukan sanitasi buah yang terserang
untuk mencegah penyebaran penyakit ke buah yang sehat, buah-buah yang sakit
harus dimusnahkan dengan cara dikubur dalam lubang sedalam minimal 1 meter
Penyempropan agen hayati seperti misalnya Trichoderma spp dengan dosis
200 gram per liter sebagai upaya prevntif.Penyemprotan diarahkan pada buah yang
sehat.
Aplikasi fungsida kontak berbahan aktif
tembaga 0,3% saat tingkat serangan sudah sangat tinggi
0 comments:
Post a Comment