//

Download

Download

Oleh : Eman, S.Pd
Sebelum kita bahas tentang sejauh mana tingkat penyimpangan LGBT dari pandang dari kacamata pendidikan, kita mulai coba dari definisi pendidikan.Kita coba dulu memahami definisi pendidikan.
Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata “pedagogi” yakni “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan.  
Prof. H. Mahmud Yunus: Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Dari dua definisi pendidikan tersebut, kita dapat membuat suatu kesimpulan bahwa pendidikan merupakan upaya membantu, membimbing  seseorang/kelompok orang dengan memperhatikan ajas manfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa  dan agamanya.Kemudian dari poin dirinya, masyarakat, bangsa dan agama.Itu memiliki aturan main konsep dan dasar yang jelas.Tinggal kita hubungkan dengan aturan-aturan yang ada.Nah sekarang bagaimana dengan LGBT tinggal kita hubungkan dengan aturan yang ada, bertentangan engga ?.Kalau bertentangan berarti LGBT ga usah dibesar-besarkan menjadi sesuatu yang fenomenal. Kita lihat sumber Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram terhadap seluruh aktivitas lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) pada 17 Februari 2016. Menyusul MUI, kini sejumlah organisasi keagamaan lain juga turut angkat bicara.

"Tentang LGBT maka pimpinan-pimpinan Majelis Agama yang terdiri dari MUI, Konferensi Wali Gereja Indonesia, Perwakilan Umat Budha Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia menimbang bahwa aktivitas LGBT bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama, Pancasila, UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 dan UU Nomer 1 tahun 1974 tentang perkawinan," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Najamudin Ramli di Jakarta, Kamis (18/2/2016).
"Dan aktivitas LGBT sangat meresahkan masyarakat serta berdampak negatif terhadap tatanan sosial bangsa Indonesia
Meski begitu, lanjut Najamudin, sebagai warga negara kaum LGBT pantas untuk dilindungi dari tindakan kekerasan dan sesegera mungkin untuk disembuhkan dan direhabilitasi.Kemudian kita lihat LGBT dari kacamata Kesehatan, diawalai dengan apai itu sehat.
            Pengertian Sehat Menurut Ahli WHO | Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Selama beberapa dekade, pengertian sehat masih dipertentangkan para ahli dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO)membuat defenisi universal yang menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.



Pengertian sehat menurut WHO adalah "Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity". Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi sehat yaitu:

1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men Sana In Corpore Sano).

3. Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Sekian uraian tentang Pengertian Sehat Menurut Ahli WHO, semoga bermanfaat.
Dari sudut pandang pendidikan dan kesehatan sudah jelas bahwa LGBT itu suatu kelainan, dan hal ini bisa digolongkan pada penyakit.Nah saat ini, yang lebih penting bukan bagaimana LGBT ini bisa legal, tapi Bagai mana LGBT ini bisa diorganisir kemudian disembuhkan, dan pemerintah bertanggungjawab untuk membantu mencari siapa praktisi kesehatan, atau ahli pendidikan dan psikologi yang lebih mengerti tentang masalah ini.
Referensi:
  • Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: EGC.


0 comments:

Post a Comment

 
Top